TOPI DIKSI Spesial Roadshow Bank Syariah 2019

Kesan Pertama begitu menggoda seterusnya terserah saya. Yaps itulah awal mula mengenal kata topi diksi, Seketika membuatku terpikir bahwa ini adalah event Festival Topi dan kontes memilih kata.

Tidak disangka TOPI DIKSI merupakan kepanjangan dari Tongkrong-Ngopi-Diskusi, sebut saja itu singkatan kekinian khusus anak muda yang suka Nongkrong Ngopi dan diskusi. Soalnya emang zaman sekarang ini banyak istilah baru bermunculan seperti KopDar, GWS, KamSeUPay dan sebagainya. Jadi penyelenggara acara harus mendesain dan mengemas acara bergaya kekinian biar anak-anak mudanya tertarik.

TOPI DIKSI kali ini dilaksanakan Di Warunk Fenomenal Bekasi, dengan Tema "Sinergi Bank Syariah dalam Optimalisasi Potensi Keuangan Mikro Syariah Berbasis Masjid" Hadeuh Syariah Syariah ?_? Admin anak dakwah bukan Syariah =_=

Secara Umum Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang bertanggungjawab atas transaksi nasabah sesuai dengan syariat islam. Namun pada tongkrongan ini lebih mengerucut gan.. yaitu basisnya masjid dalam ranah keuangan mikro. Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Lembaga Keuangan Mikro adalah Lembaga yang khusus didirikan unuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala kecil kepada anggota, masyarakat, pengelolaan simpanan, dan pemberian jasa konsultasi.

Alasan kenapa harus di masjid, soalnya punya segmen penggerak yang meluas gan, Seperti Jama'ah (anak muda dan Orang tua) serta pengurus masjid tersebut. Masjid selain sebagai ritual keagamaan biasanya terdapat Majelis Ta'lim, Santunan dan perayaan hari-hari besar Islam. Nah dari segi kebiasaan memang terlihat mainstream kalo masjid isi kegiatannya itu-itu saja, padahal beberapa masjid di Indonesia bisa menjadi sarana pemberdayaan yang akan memakmurkan masjid itu sendiri. Contoh Masjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah terdapat jasa "Weeding Organizer". Tentu tujuan utamanya adalah memakmurkan masjid tersebut terlebih lagi pengurus dan anggotanya juga mendapatkan sebagian kecil keuntungan dari usaha-usaha pemberdayaan Masjid.

Namun sebelum sobat menuju tahap menjadikan masjid sebagai tempat perbedayaan umat, sobat harus mempelajari dulu tuh etikanya...INI PENTING!! Supaya terhindar dari hal-hal Ribawi dan egoisme pribadi. Naudzubillah Min Zalik :'(

Masjid sebagai pusat harapan pemberdayaan umat bisa terwujud dengan cara, Diantaranya:

1. Memiliki Unit Usaha yang halal.

2. Menjadi Baitul Ma'al (Lembaga Keuangan).

3. Sebagai Tempat Pusat Pendidikan & Pelatihan Ilmu Pengetahuan Umum juga Agama.

4. Menolong dan Menjauhkan masyarakat dari RIBA. ALHAMDULILLAH ^_^

Terus modalnya gimana?

Modal bisa didapat dari Infaq Berjama'ah, Sinergi dengan Lembaga Amil Zakat dan Bank Syariah.

Segampang itukah?

Tentu saja yaa, dengan catatan Umat islam Bersatu dan memiliki kesamaan visi misi. Kalo kata anak syariah ini disebut Sawasiyah... Asyiaaap

Tergelitik ditelinga sebuah pertanyaan menarik dari Bapak Abdul Khoir (Jama'ah Masjid At-Taubah Harapan Jaya).

Katanya "Bank Syariah belum ada perkembangan yang signifikan dibandingkan konvensional, lalu dimana peran kita sebagai Insan Bank Syariah yang ingin memunculkan kesadaran masyarakat akan Bank Syariah?"

Jawab:

Pangsa Pasar banyak tapi kurang minat muslimnya terhadap Bank Syariah di Indonesia, hal ini terjadi karena mayoritas penduduk di Indonesia dilihat dari sisi ekonomi adalah seperti segitiga. Orang kayanya sedikit, Orang misk*nnya banyak.

Ditambah kebanyakan nasabah Bank Indonesia yang kaum muslim berekonomi menengah ke atas adalah 62% (dari 1000) Kelompok Floating Mass Market yaitu nasabah yang bertransaksi di konvensional dan Syariah. Sementara di Indonesia bank syariah masih terbilang proses berkembang (belum semuanya maju). "Tutur Bapak M Yusuf Helmy selaku Pengurus MES Pusat".