Angklung Santri Kelas 8 & 9 Al-Zaytun |
Syuro atau lebih dikenal dengan perayaan tahun baru Islam, merupakan momentum penting dalam menguraikan sejarah perkembangan Islam dari zaman ke zaman. Syuro biasa dilaksanakan dengan mengundang tokoh agama setempat bahkan nasional. Namun uniknya pada perayaan 1 Syuro di Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun, Indramayu-Jawa Barat, berlangsung penuh toleran dan damai. Wuiihh maksudnya gimana?
Yaa Al-Zaytun sebagai pesantren dengan sistem modern memiliki motto yakni "Pusat Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian". Inilah yang menjadikan civitas Al-Zaytun berkarakter, lihat saja setiap acara momentum Nasional dan hari besar Islam pasti tamu undangannya dari berbagai macam kalangan. Selain tokoh Nasional, Ada tokoh Hindu, Budha, Nasrani, Konguchu, Yahudi, Atheis dan artis serta atlet terkenal lainnya, bahkan tokoh luar negeri pun pernah hadir ke Al-Zaytun untuk berkumpul. Weleh Toleransi tingkat tinggi nihh.
Angklung Alat Musik Suku Sunda |
Nah 1 Syuro tahun ini, Al-Zaytun seperti biasa di awal sebelum acara terdapat penampilan kebudayaan yang dipersembahkan oleh para santri dan mahasiswanya. Penampilan berupa Seni Tari, Bela Diri, Musik DLL. Hal menarik dari pentas seni ini bagiku adalah seni musik tradisional yaitu angklung.
Alunan merdu angklung yang dimainkan oleh santri-santri kelas 8 dan 9 ini berpadu dengan lagu "Tanah Airku Karya Ibu Sud". Pas dengernya nyaman banget rasanya, tapi nyaman ini bukan perasaan ke dia yaa hehheh. Pokoknya hati jadi tenang berirama gitu loh. Tentu penampilan ade-ade santri ini memukau para hadirin. Terlihat banyaknya kamera & smartphone yang mengarah ke ade-ade santri ini, biasalah foto video buat kenang-kenangan huuu.
Nampak Luar Suasana 1 Syuro Al-Zaytun |
Angklung sendiri adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang terbuat dari galah alias bambu :-D hehhehe. Secara bahasa angklung berasal dari bahasa Sunda 'angkleung-angkleungan’ artinya gerakan pemain angklung. Prestasi angklung dimulai sejak November 2010, UNESCO (United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization) telah menetapkan angklung sebagai Karya Agung Warisan Nonbendawi dan budaya lisan manusia.
Coba itu alat musiknya aja udah berprestasi gimana kalo pemainnya? :-D
Hmmm kecipratan juga donk jadi berprestasi yuhuuu. Sementara sang pencipta lagu Ibu Sud (Saridjah Niung) lahir di Sukabumi pada 26 Maret 1908. Ibu Sud mengemban dunia seni musik berawal dari kuliahnya di Hoogere Kweek School Bandung (Pendidikan Seni Suara dan Musik). Setelahnya ia menjadi Staf pengajar Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Petojo, Jalan Kartini, dan Arjuna.
Ibu Sud (Saridjah Niung)
|
Sepanjang karirnya ia telah banyak menciptakan lagu-lagu yang indah dan enak didengar. Ibu Sud sosok pejuang seni yang telah memberikan kontribusi besar terhadap industri musik tanah air.
Beliau wafat di Bandung 12 Desember 1993. O:-)
Yuk kita berdo'a bersama untuk mengenang Ibu Sud, Semoga diberikan posisi terbaik di Syurga Allah SWT. Untuk Syaikh Panji Gumilang semoga selalu diberikan kesehatan yang paripurna sehingga bisa eksis berkiprah mengamalkan budaya toleransi dan perdamaian di Bumi ini, ^_^ ALHAMDULILLAH.
Yuk kita berdo'a bersama untuk mengenang Ibu Sud, Semoga diberikan posisi terbaik di Syurga Allah SWT. Untuk Syaikh Panji Gumilang semoga selalu diberikan kesehatan yang paripurna sehingga bisa eksis berkiprah mengamalkan budaya toleransi dan perdamaian di Bumi ini, ^_^ ALHAMDULILLAH.
Comments
Post a Comment